Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan proyek sodetan Sungai Ciliwung menuju Banjir Kanal Timur (BKT) sudah masuk tahap penaksiran nilai properti atau appraisal.

Pernyataan tersebut disampaikan Anies usai mengikuti rapat intern bersama Presiden Jokowi terkait Pencegahan dan Penanganan Dampak Banjir di Istana Merdeka, Jakarta pada Rabu (8/1/2020).

"Alhamdulillah pada pertengahan Desember kemarin, sudah pembicaraan dengan warga selesai, sekarang kita mulai fase untuk appraisal (Penaksiran nilai properti) sesudah appraisal itu kemudian transaksi untuk tanahnya," ujar Anies di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Anies mengemukakan jika tahap appraisal selesai, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) bisa langsung melakukan penggantian nilai properti dan melakukan pengerjaan proyek sodetan termasuk pintu air.

"Dengan itu sudah tuntas, nanti insyaAllah PUPR bisa langsung memberikan pembayaran, kemudian mulai penggarapan," ucapnya.

Lebih lanjut, Anies mengatakan lamanya proyek sodetan sempat tertunda karena adanya gugatan pembebasan lahan.

"Cuma kemarin-kemarin kan ada gugatan. saya putuskan untuk tidak melakukan banding supaya bisa eksekusi cepat. Lalu, saya minta kepada Kementerian PUPR untuk juga mencabut bandingnya. Karena Kementerian PUPR juga sudah mengirimkan banding," kata Anies

Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta proyek sodetan yang menghubungkan Sungai Ciliwung dengan Banjir Kanal Timur (BKT) segera dirampungkan pada tahun 2020. Dia berharap Basuki dan Anies bisa secepatnya menyelesaikan pembebasan lahan yang berkaitan dengan program tersebut.

"Kemudian yang berkaitan dengan Jakarta saya minta yang sodetan Ciliwung menuju ke BKT itu juga tahun ini bisa dirampungkan. Saya kira bisa secepatnya dengan Gubernur untuk menyelesaikan masalah pembebasan lahannya," katanya.