BERITA

Konsorsium Cardig Menangkan Lelang Bandara Komodo


Pemerintah menetapkan Konsorsium Cardig Aero Service (CAS) sebagai pemenang lelang proyek kerja sama pengembangan Bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal tersebut menjadikan pengembangan Bandara Komodo sebagai proyek kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) pertama di sektor perhubungan udara.

Adapun Konsorsium CAS terdiri atas PT. Cardig Aero Service (CAS), Changi Airports International Pte Ltd. (CAI), dan Changi Airports MENA Pte Ltd.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, investasi yang dibutuhkan dalam skema KPBU Bandara Komodo ini memerlukan dana Rp 1,2 triliun dengan masa kerja sama 25 tahun dan target pendapatan mencapai Rp 5,7 triliun.


"Saya apresiasi mereka minat karena baru 600.000 penumpang saat ini dan bakal jadi 4 juta penumpang per tahun dalam 10 tahun," kata Budi di Jakarta, Jumat (27/12).

Budi Karya menyebutkan, pengembangan Bandara Komodo dilakukan dalam rangka mensukseskan dan menunjang kawasan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu kawasan destinasi pariwisata superprioritas.


"Ini kesempatan kita untuk turis-turis yang selama ini lewat ke Singapura dulu jadi langsung ke Labuan Bajo. Jadi saya pikir itu poin yang paling penting," terang Budi Karya.

Budi menuturkan, proses kegiatan KPBU ini dimulai dengan penjajakan minat pasar (market sounding) yang dihadiri oleh 70 badan usaha lokal dan internasional. Setelah itu dilakukan proses prakualifikasi dan menghasilkan lima konsorsium yang mengikuti proses pelelangan, yaitu Konsorsium CAS; Konsorsium Komodo dengan anggota konsorsium, yakni PT. Angkasa Pura II (Persero), PT. Brantas Abipraya (Persero), PT. Adhi Karya (Persero), Citilink Indonesia dan Muhibbah Engineering; Konsorsium PT. Astra Infra Perdana dan Aeroports de Paris; Konsorsium IWEG dengan anggota konsorsium, yakni Egis, Wika Gedung, Interport dan PGN Solution; serta Konsorsium PT. Angkasa Pura I (Persero), PT. Pembangunan Perumahan (PP) (Persero), dan GVK Power and Infrastructur, Ltd.

Selanjutnya, yaitu proses pelelangan yang memasukan dokumen penawaran sebanyak tiga konsorsium, yakni Konsorsium CAS, Konsorsium Komodo, serta Konsorsium IWEG.

"Seluruh badan usaha lokal dan internasional yang berminat telah mengikut rangkaian proses pemilihan. Selama proses pemilihan pengelola Bandara Komodo didampingi konsultan pendamping transaksi PT. Surveyor Indonesia (Persero)," jelas Budi.

Adapun ruang lingkup dari proyek KPBU Bandara Komodo, antara lain merancang, membangun dan membiayai pembangunan seperti membangunan fasilitas sisi udara yang meliputi perpanjangan dan perkerasan landas pacu, penambahan apron, stopway, dan runway end safety area (RESA). Pembangunan fasilitas sisi darat meliputi perluasan terminal penumpang domestik, pembangunan terminal penumpang internasional; kantor dan gedung; dan fasilitas pendukung lainnya.

Lalu, mengoperasikan Bandara Komodo selama masa kerja sama 25 tahun. Kemudian, memelihara seluruh infrastruktur dan fasilitas Bandara Komodo selama masa kerja sama. Selanjutnya, menyerahkan seluruh infrastruktur dan fasilitas Bandar Udara Komodo pada saat masa kerja sama berakhir kepada penanggung jawab proyek kerja sama (PJPK).

Ke depan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendorong bandara-bandara lain diadakan kerja sama dengan badan usaha, termasuk yang saat ini sudah dikelola BUMN. Dalam catatan Menhub, ada tiga bandara yang siap dikolaborasikan dengan badan usaha lain, yakni Bandara Kualanamu, Bandara Sam Ratulangi, dan proyek pembangunan bandara di Singkawang.

Posting Komentar

0 Komentar