BERITA

Prospek Industri E-Commerce Dinilai Positif



Industri e-commerce mengalami pertumbuhan yang cukup positif dari tahun ke tahun. Pertumbuhan industri ini, tidak terlepas dari perilaku konsumen Indonesia yang menginginkan kecepatan dalam berbelanja online.

Bank Indonesia (BI) bahkan menyebutkan pada tahun 2019 ini, jumlah transaksi e-commerce per bulannya mencapai Rp 11 triliun hingga Rp 13 triliun.

Berdasarkan prediksi Mckinsey, pertumbuhan e-commerce di Indonesia mengalami peningkatan delapan kali lipat jika dibandingkan tahun lalu.


Mckinsey memperkirakan, total transaksi e-commerce pada 2020 mencapai US$ 65 miliar. Selain itu, keberadaan e-commerce juga membantu kalangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bisa berdaya saing dan go digital.

Head of Research and Data Analysis Pusat Data dan Analisa Tempo, Ai Mulyani, mengatakan, pihaknya sudah melakukan survei kepada 1.027 responden yang pernah mengunjungi website atau aplikasi e-commerce. Dari hasil survei, pemain besar seperti Shopee, Tokopedia, Bibli dan Bukalapak masih mendominasi dan menjadi brand e-commerce yang paling digemari oleh konsumen.

"Industri e-commerce mempunyai prospek yang cukup cerah dan bisa menjadi tulang punggung ekonomi digital Indonesia. Pertumbuhan industri e-commerce memang luar biasa dan termasuk kontributor baru bagi ekonomi Indonesia,” ujar Ai Mulyani dalam acara Ngobrol@Tempo di Jakarta, Rabu (18/12/2019).

Country Brand Manager Shopee Indonesia, Rezky Yanuar, mengatakan, Shopee memang menjadi pemain e-commerce yang paling dikenal di Indonesia. Sepanjang hari belanja nasional (Harbolnas) pada 12 Desember lalu, Shopee meraih Rp 1,3 triliun Gross Merchandise Value (GMV) hanya dalam waktu 24 jam dan terdapat 80 juta barang yang terjual.

"Pencapaian ini menjadi bukti nyata Shopee ikut mendorong daya beli konsumen dan dan tentunya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Rezky Yanuar.

Sementara itu, Vice President of Business Development Blibli, Wiliam Hadibowo, mengatakan, Blibli juga terus melakukan inovasi agar bisa diterima di pasar dan bisa bersaing di pasar e-commerce dalam negeri.

"Pasar e-commerce tidak akan menggantikan posisi ritel modern karena mempunyai target pasar berbeda dan keduanya sama sama tumbuh kedepannya," tandas William Hadiwibowo.

Posting Komentar

0 Komentar